Hukum Gadai

Gadai pada dasarnya boleh, dan itu tertera dalam Al Qur'an:

وَإِنْ كُنْتُمْ عَلَى سَفَرٍ وَلَمْ تَجِدُوا كَاتِبًا فَرِهَانٌ مَقْبُوضَةٌ فَإِنْ أَمِنَ بَعْضُكُمْ بَعْضًا فَلْيُؤَدِّ الَّذِي اؤْتُمِنَ أَمَانَتَهُ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ وَلَا تَكْتُمُوا الشَّهَادَةَ وَمَنْ يَكْتُمْهَا فَإِنَّهُ آَثِمٌ قَلْبُهُ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ

“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu’amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ADA BARANG TANGGUNGAN yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian” (QS. Al Baqarah: 283).

Juga tertera dalam hadits Shahih Bukhari:

وعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَدِرْعُهُ مَرْهُونَةٌ عِنْدَ يَهُودِيٍّ بِثَلَاثِينَ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ. رواه البخاري.

Dari 'Aisyah Radhiallahu 'Anha, berkata: _Saat Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam wafat, Beliau menggadaikan perisai perangnya kepada seorang Yahudi dgn 30 sha' biji-bijian._

Yg penting syaratnya terpenuhi..
- barang yg digadai memiliki nilai ekonomi
- barang yg digadai mesti dipegang yg memberi hutang
- penghutang mestu melunasi hutang kalo udah tempo
- kalo tidak bisa, maka penghutang berhak menjualnya untuk membayarkan hutang tsb
*- barang gadaian gak boleh dipakai slama masih dakam status gadai ..*
*- dan tidak boleh ada riba saat pengembalian uangnya*

Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah berkata:

عقد الرهن عقد يقصد به الاستيثاق وضمان الدين وليس المقصود منه الاستثمار والربح، وما دام ذلك كذلك فإنه لا يحل للمرتهن أن ينتفع بالعين المرهونة، ولو أذن له الراهن، لانه قرض جر نفعا، وكل قرض جر نفعا فهو ربا.

Akad gadai adalah akad yg dengannya bermaksud untuk menjaga dan menjamin hutang, bukan untuk mengambil keuntungan dan hasil, selama akadnya seperti itu *maka dilarang si pemberi pinjaman memanfaatkan harta gadaian, walaun diizinkan oleh penggadai,* karena itu menjadi pinjaman yang membuahkan untung, maka setiap untung didapatkan dari pinjaman maka itu RIBA.

*(Fiqhus Sunnah, 3/156)*

Demikian. Wallahu a'lam

Comments