7 kunci mengaktifkan kelas "sebuah masukan bagi guru dan kepala sekolah"

Oleh : Eni Kuswati

Semua guru tentunya ingin kelasnya 'hidup'. Hidup yang saya maksud adalah siswanya punya motivasi, senang mengerjakan tugas yang diberikan saat yang sama semua pekerjaan yang gurunya berikan diselesaikan dengan baik. Tidak itu saja, mereka bahkan meminta agar diberikan PR. Wow ajaib bukan?

Sayangnya tidak semua guru tahu caranya. Ditambah lagi ada banyak ketakutan untuk mencoba hal yang baru. Apa saja kekhawatiran guru saat mengaktifkan kelasnya?

- kelasnya menjadi ribut. Padahal kelas yang aktif itu naik turun grafiknya, ada kalanya gaduh ada kalanya sepi dan hening.
- aktif disamakan dengan gurunya yang aktif, siswanya menjadi obyek saja
- khawatir diberikan komentar nyinyir oleh tetangga kelas, guru senior atau sesama guru yang langsung 'insecure' saat ada orang lain yang berinovasi.

Apa yang mesti guru lakukan agar terhindar dari jebakan menuju kesuksesan sebagai guru professional yaitu kelasnya aktif dan hidup saat yang sama tujuan pembelajaran tercapai.

1. Terapkan semboyan ini #maslowbeforeblooms ingat Abraham Maslow yang terkenal dengan Piramida kebutuhan, serta Benyamin Bloom yang terkenal dengan tingkatan atau level berpikir yang biasa kita sebut C1 sampai C6. Sebagai guru anda belum boleh terburu buru mengaktifkan kelas jika di kelas anda relasi yang terjadi belum ada rasa saling percaya. Murid bersedia belajar dengan baik dan termotivasi hanya kepada guru yang ia percaya. Untuk itu utamakan empati, prasangka baik dan mengutamakan kebutuhan dasar siswa kita terlebih dahulu baru mengaktifkan kelas.

2. Bedah kurikulum, lakukan bersama jangan sendiri. Di kurikulum selalu ada esensi yang dipentingkan serta diperlukan. Duduk bersama dengan rekan sejawat akan mempermudah anda menemukan apa intinya dan hal apa yang kemudian dipentingkan dan diharapkan oleh negara lewat ujian nasional dan sejenisnya. Dari titik itulah semuanya bermula (ingat prinsip backwards design).

3. Guru mesti tahu tipe kepribadiannya sendiri (apakah ia Introvert atau ekstrovert) dari situ ia punya dasar dalam mengelola kelasnya. Ingat sebagai pendidik anda tetap bisa sukses walaupun anda adalah seorang yang introvert.

4. Guru mesti sadari gaya belajar dan tipe kecerdasan dirinya sendiri. Banyak guru yang tanpa merasa bersalah membentuk atau menentukan standar bagi muridnya sesuai dengan standar atau ukuran yang dirinya miliki. Ujungnya ia dan siswanya akan frustasi dan kelas yang diampu akan menjadi kelas yang biasa-biasa saja.

5. selalu sisihkan waktu untuk melakukan teknik atau menggunakan instrumen penilaian yang beragam. Saat ini adalah jamannya penilaian formatif. Anda bisa gunakan ekspektasi yang transparan, penilaian diri sendiri, penilaian antar rekan sampai secara niat dan terstruktur memberikan umpan balik kepada siswa.

6. Guru memahami bagaimana bertanya kepada siswanya (sesuai kata kerja dalam taksonomi Bloom) serta bersedia membuatkan matrik yang memberikan pilihan kepada siswanya agar bisa memilih penugasan yang cocok untuk dirinya. matrik yang dimaksud bisa melibatkan tipe kecerdasan siswa yang berbeda beda. Memberikan pilihan adalah tugas guru abad 21 dan diberikan pilihan adalah sebuah kesenangan bagi generasi milenial dalam belajar.

7. Buat kelas anda semenarik mungkin, libatkan siswa dalam menghias dan membuatnya nyaman untuk dijadikan tempat belajar.

Wahai kepala sekolah, kelas tempat guru anda mengajar akan kreatif serta mengasyikkan hanya jika anda sebagai pemimpin melapangkan jalan guru agar mereka bisa melakukan inovasi. Kikis semua praktek bullying antar guru, buat guru nyaman untuk mencoba dan berinovasi.

Pastikan siswa di sekolah anda sudah selesai atau minimal dirapikan dan dicarikan jalan keluar dengan kerja sama semua pihak semua hal yang berkaitan dengan Piramida Maslow baru paksa guru guru anda menerapkan C1-C6 ala Benyamin Bloom.

Semua praktek yang kemudian menjadi 'best practice' sebelumnya adalah inovasi yang dijaga dan dikerjakan serta direfleksikan terus menerus. Buat rapat di sekolah anda efektif dan selalu apresiasi semua inovasi sekecil apapun yang guru guru lakukan, dijamin sekolah menjelma menjadi komunitas pembelajar yang sehat dan menginspirasi.

Comments