Ustadz Rikza Maulan, Lc., M.Ag
Dalam salah satu hadits disebutkan:
عن عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ يَقُولُ، أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ كَقَلْبٍ وَاحِدٍ يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ، ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ (رواه مسلم)
_Dari Abdullah bin 'Amru bin Ash ra berkata, bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda: "Sesungguhnya hati anak cucu Adam (semua manusia) itu berada di antara dua jari Allah Yang Maha Rahman. Allah Subhanahhu wa Ta'ala akan memalingkan hati siapa saja menurut kehendak-Nya." Kemudian Rasulullah Saw berdoa, 'Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu." (HR. Muslim, hadits no 4798)_
*Hikmah Hadits:*
1. Hati setiap manusia berada diantara dua pilihan, berada di jalan ketaatan atau berada dalam jalan kemaksiatan.
Terkadang hati merasa nyaman dan senang dalam ketaatan kepada Allah Swt, bahkan terasa "hampa" bila sejengkal saja jauh dari-Nya.
Namun terkadang juga hati larut dalam kealpaan, tenggelam dalam jurang kemaksiatan, dan terkubur dalam hawa nafsu yang mengekang.
Itulah kondisi hati manusia, yang bahkan dalam riwayat lain digambarkan sebagai berukut: _Fitnah akan dipaparkan pada hati manusia bagaikan tikar yang diurai sehelai demi sehelai. Mana pun hati yang dihinggapi oleh fitnah, niscaya akan terlekat padanya bintik-bintik hitam._
_Begitu juga mana pun hati yang tidak dihinggapinya, maka akan terlekat padanya bintik-bintik putih sehingga hati tersebut terbagi dua: sebagian menjadi putih bagaikan batu licin yang tidak lagi terkena bahaya fitnah, selama langit dan bumi masih ada._
_Sedangkan sebagian yang lain menjadi hitam keabu-abuan seperti bekas tembaga berkarat, tidak menyuruh kebaikan dan tidak pula melarang kemungkaran kecuali sesuatu yang diserap oleh hawa nafsunya." (HR. Muslim, no 207)_
2. Maka bisa jadi, ada seseorang yang hidup sekian lama dalam ketaatan kepada Allah Swt, namun pada akhirnya ia justru jauh dari Allah, na'udzubillah min dzalik.
Sebaliknya, ada juga seseorang yang sekian lama hidup jauh dari Allah, bergelimang dengan kemaksiatan, namun pada akhirnya justru ia dekat dan kembali pada Allah.
Kondisi tersebut tertuang dalam riwayat sbb ;
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ الزَّمَنَ الطَّوِيلَ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ ثُمَّ يُخْتَمُ لَهُ عَمَلُهُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ الزَّمَنَ الطَّوِيلَ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ ثُمَّ يُخْتَمُ لَهُ عَمَلُهُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ (رواه مسلم)
_Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah Saw bersabda "Ada seseorang yang mengamalkan amalan ahli surga pada waktu yang sangat lama, lalu ia menutup akhir hidupnya dengan amalan ahli neraka. Ada pula seseorang yang mengerjakan amalan ahli neraka pada waktu yang sangat lama, namun kemudian ia menutup akhir hidupnya dengan amalan ahli surga. (HR. Muslim, no 4791)._
3. Itulah maknanya bahwa hati setiap insan berada diantara dua jari Allah yang Maha Rahman, karena setiap orang tidak mengetahui bagaimana akhir dan kesudahan dalam kehidupannya. Apakah berarkhir dalam ketaatan, ataukah dalam kemaksiatan.
Maka, supaya hati tetap dalam ketaatan kepada Allah, hendaknya setiap kita senantiasa berusaha untuk *selalu istiqamah dalam kebaikan, bermulazamah bersama para mukhlashin (orang-orang yang ikhlas), serta memperbanyak doa* sebagaimana yg diajarkan Nabi Saw:
اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِك
_Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu."_
Mudah-mudahan kita semua termasuk ke dalam golongan orang-orang yang hatinya senantiasa istiqamah dalam ketaatan kepada Allah Swt, hingga kelak Allah Swt memanggil kita dalam kondisi husnul khatimah.
Amiiin Ya Rabbal Alamiiin
Sebarkan! Raih pahala
======================
Dalam salah satu hadits disebutkan:
عن عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ يَقُولُ، أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ كَقَلْبٍ وَاحِدٍ يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ، ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ (رواه مسلم)
_Dari Abdullah bin 'Amru bin Ash ra berkata, bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda: "Sesungguhnya hati anak cucu Adam (semua manusia) itu berada di antara dua jari Allah Yang Maha Rahman. Allah Subhanahhu wa Ta'ala akan memalingkan hati siapa saja menurut kehendak-Nya." Kemudian Rasulullah Saw berdoa, 'Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu." (HR. Muslim, hadits no 4798)_
*Hikmah Hadits:*
1. Hati setiap manusia berada diantara dua pilihan, berada di jalan ketaatan atau berada dalam jalan kemaksiatan.
Terkadang hati merasa nyaman dan senang dalam ketaatan kepada Allah Swt, bahkan terasa "hampa" bila sejengkal saja jauh dari-Nya.
Namun terkadang juga hati larut dalam kealpaan, tenggelam dalam jurang kemaksiatan, dan terkubur dalam hawa nafsu yang mengekang.
Itulah kondisi hati manusia, yang bahkan dalam riwayat lain digambarkan sebagai berukut: _Fitnah akan dipaparkan pada hati manusia bagaikan tikar yang diurai sehelai demi sehelai. Mana pun hati yang dihinggapi oleh fitnah, niscaya akan terlekat padanya bintik-bintik hitam._
_Begitu juga mana pun hati yang tidak dihinggapinya, maka akan terlekat padanya bintik-bintik putih sehingga hati tersebut terbagi dua: sebagian menjadi putih bagaikan batu licin yang tidak lagi terkena bahaya fitnah, selama langit dan bumi masih ada._
_Sedangkan sebagian yang lain menjadi hitam keabu-abuan seperti bekas tembaga berkarat, tidak menyuruh kebaikan dan tidak pula melarang kemungkaran kecuali sesuatu yang diserap oleh hawa nafsunya." (HR. Muslim, no 207)_
2. Maka bisa jadi, ada seseorang yang hidup sekian lama dalam ketaatan kepada Allah Swt, namun pada akhirnya ia justru jauh dari Allah, na'udzubillah min dzalik.
Sebaliknya, ada juga seseorang yang sekian lama hidup jauh dari Allah, bergelimang dengan kemaksiatan, namun pada akhirnya justru ia dekat dan kembali pada Allah.
Kondisi tersebut tertuang dalam riwayat sbb ;
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ الزَّمَنَ الطَّوِيلَ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ ثُمَّ يُخْتَمُ لَهُ عَمَلُهُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ الزَّمَنَ الطَّوِيلَ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ ثُمَّ يُخْتَمُ لَهُ عَمَلُهُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ (رواه مسلم)
_Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah Saw bersabda "Ada seseorang yang mengamalkan amalan ahli surga pada waktu yang sangat lama, lalu ia menutup akhir hidupnya dengan amalan ahli neraka. Ada pula seseorang yang mengerjakan amalan ahli neraka pada waktu yang sangat lama, namun kemudian ia menutup akhir hidupnya dengan amalan ahli surga. (HR. Muslim, no 4791)._
3. Itulah maknanya bahwa hati setiap insan berada diantara dua jari Allah yang Maha Rahman, karena setiap orang tidak mengetahui bagaimana akhir dan kesudahan dalam kehidupannya. Apakah berarkhir dalam ketaatan, ataukah dalam kemaksiatan.
Maka, supaya hati tetap dalam ketaatan kepada Allah, hendaknya setiap kita senantiasa berusaha untuk *selalu istiqamah dalam kebaikan, bermulazamah bersama para mukhlashin (orang-orang yang ikhlas), serta memperbanyak doa* sebagaimana yg diajarkan Nabi Saw:
اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِك
_Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu."_
Mudah-mudahan kita semua termasuk ke dalam golongan orang-orang yang hatinya senantiasa istiqamah dalam ketaatan kepada Allah Swt, hingga kelak Allah Swt memanggil kita dalam kondisi husnul khatimah.
Amiiin Ya Rabbal Alamiiin
Sebarkan! Raih pahala
======================
Comments
Post a Comment