NGGAK PERLU BAWA-BAWA AGAMA???
Bro: “Akhi…”
Akhi: “Ada apa Bro?”
Bro: “Jangan bawa-bawa agama, Akhi”
Akhi: “Apanya?”
Bro: “Ya semuanyalah. Elu mah dikit-dikit bawa agama, dikit-dikit bawa agama, sampai-sampai urusan memilih pemimpin saja masih bawa-bawa agama”
Akhi: “Gitu ya bro?”
Bro: “Iya, ribet Akhi! Makanya udah, nggak usah bawa-bawa agamalah Akhi”
Akhi: ”Ya udah sok atuh. Kasih tau ini Islam agama gue mesti ditaruh di mana?”
Bro: “Maksudnya?”
Akhi: “Iya, tolong kasih tau gue, mesti ditaruh mana ini Islam?
Bro: “Maksudnya gimana Akhi? Gue nggak ngerti”
Akhi: “Iya, kan lo suruh gue jangan bawa-bawa agama kan? Nah gue bingung bro. Kalo gue nggak boleh bawa-bawa agama, Islam mesti gue taruh mana? Soalnya Islam mengatur, dari mulai gue bangun tidur sampai mau tidur lagi. Bangun tidur diatur, masuk kamar mandi diatur, berpakaian diatur, mau makan diatur, keluar rumah diatur, berpergian diatur, bertetangga diatur, berbisnis diatur, bahkan sampai urusan mau indehoy ama bini aja diatur. Bahkan lagi bro, sorry banget nih ya bro, urusan cebok aja ada aturannya! Yang lebih heran lagi bro, itu aturan malah sampai ada doanya segala bro. Bayangkan, sampai semuanya ada doanya! Lengkap banget!
… Hening …
Akhi: “Makanya dalam semua urusan, akhirnya gue bawa-bawa Islam. Nah, kalau gue sekarang nggak boleh bawa-bawa agama, sok atuh kasih tau KAPAN dan DI MANA gue bisa lepasin Islam gue?”
Bro: “Errr… Nggak gitu-gitu amat kali Akhi”
Akhi: “Iya gue juga tadinya mikir gitu bro. Nggak perlu gitu-gitu amatlah. Tapi lama-lama gue perhatikan, justru itulah bedanya Islam. Islam itu ya emang gitu bro. Nggak cuma ritual yang diatur, tapi cara hidup. Islam memang hadir untuk mengatur hidup kita bro. Emang lo nggak mau hidup lo jadi lebih bener bro?”
Bro: “Err … mmmh …. Ya mau sih Akhi”
Akhi: “Nah! Kalau gitu mesti mau dong diatur ama Islam. Kan lo udah syahadat?”
Bro: “Ya, tapi nggak usah jadi fanatik gitulah Akhi, serem dengernya”
Akhi: “Harusnya gimana bro?
Bro: “Ya diem-diem ajalah. Masing-masing aja. Kan Allah lebih tau, gimana gue ber-Islam. Iya kan?”
Akhi: “Iya sih….”
Bro: “Nah iya kan?”
Akhi: “Tapi kebayang ya bro?”
Bro: “Kebayang apa Akhi?”
Akhi: “Iya, kalo Islam memang hanya untuk diam-diam saja, untuk masing-masing pribadi saja, bukan untuk di-share ke orang lain, kira-kira bakal sampai nggak ya, hidayah Islam ke kita sekarang? Kalau dulu Nabi Muhammad ﷺ ber-Islam sambil diam-diam saja, buat sendirian doang, bakal nyampe nggak ya Islam ke kita bro?”
…. Hening lagi ….
Bro: “Akhi …”
Akhi: “Ya bro”
Bro: “Gue cabut dulu ya, kapan-kapan kita ngobrol lagi. Daaaah”
Akhi: “Loh koq buru-buru bro? Ya udah hati-hati ya bro, Islamnya dibawa terus ya brooo …” (sambil teriak)
Bro: …….. (Nggak ada respon. Mungkin sudah kejauhan, tapi mudah-mudahan masih mau dengar)
Alaah, jangan bawa bawa agama 2
Sobat, betapa sering kita mendengar ucapan semisal di atas, di dunia pendidikan katanya: jangan bawa bawa agama, di urusan politik, katanya: jangan bawa bawa agama, dalam urusan dagang, katanya : jangan bawa bawa agama, dalam urusan sosial, katanya: jangan bawa bawa agama,……. dst.
Sobat! Kalau demimikian, lalu kapan Anda akan membawa agama Anda?
Dan coba Anda jawab: di saat anda tidak membawa agama, apa berarti anda tidak beragama alias Anda sedang KAFIIIIIR? Lalu kalau saat itu Anda lagi tidak beragama, kapan anda kembali beragama?
Sobat! Tahukah Anda bahwa agama Anda ini agama Islam, mengajarkan agar Anda masuk Islam secara kaafah, menyeluruh dalam semua urusan, waktu, dan tempat.
يأيها الذين امنوا ادخلوا في السلم كافة ولا تتبعوا خطوات الشيطان إنه لكم عدو مبين
Wahai orang orang yang beriman, hendaknya engkau masuk ke dalam agama Islam secara menyeluruh, dan janganlah engkau mengikuti langkah langkah setan sejatinya setan adalah musuh yang nyata bagimu. ( Al Baqarah 208)
Jadi, sudikah Anda menjadi orang kafir di saat berada di sekolah atau kampus? Atau kafir ketika di pasar, atau kita bicara tentang politik?
Sebagai orang Islam, anda pasti bersemboyan, sekali Islam ya selamanya Islam, di manapun, kapanpun dan dalam urusan apapun.
Comments
Post a Comment