Asalamualaikum pak..
Saya mau tanya??
Kalo orng selain beragama islam itu ketika dia meninggal apakah dia bisa masuk surga pak dia d semasa hidup nya baik tpi kan dia tidak menyembah allah itu gmna pakk??
Dari : M. Diki
Jawaban :
Oleh: Ust Nanang Ws
Walaikumsalam..
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّىٰ يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ ۚ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ ﴿٤٠﴾ لَهُمْ مِنْ جَهَنَّمَ مِهَادٌ وَمِنْ فَوْقِهِمْ غَوَاشٍ ۚ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ ﴿٤١﴾ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga onta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan. Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zhalim. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang shalih, Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekedar kesanggupannya, mereka itulah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya. [al-A’râf/7:40-42].
Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla telah menciptakan jin dan manusia hanya untuk beriman dan beribadah kepada-Nya. Namun di antara mereka ada yang beriman dan ada juga yang kafir. Orang-orang beriman akan mendapatkan kebahagiaan, sedangkan orang-orang kafir akan mendapat kecelakaan.
Di antara kecelakaan terbesar bagi orang-orang kafir adalah mereka tidak akan masuk surga, hingga ada onta masuk ke lubang jarum, dan ini mustahil. Sebagaimana Allâh Azza wa Jalla telah memberitakan hakikat ini di dalam ayat-ayat ini.
PENJELASAN AYAT
Firman Allâh Azza wa Jalla :
إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا
Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya
Imam Ibnu Jarir ath-Thabari rahimahullah berkata, “Allâh Yang Maha Tinggi sebutan-Nya berfirman, ‘Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan’ hujjah-hujjah dan dalil-dalil Kami, tidak membenarkannya, dan tidak mengikuti rasul-rasul Kami, ‘dan menyombongkan diri terhadapnya,’ takabbur dari membenarkannya, enggan mengikuti dan tunduk kepadanya karena sombong.”[1]
Firman Allâh Azza wa Jalla :
لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ
Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit.
Imam Ibnu Jarir ath-Thabari rahimahullah berkata, “Pintu-pintu langit tidak akan dibukakan bagi mereka untuk ruh-ruh mereka yang keluar dari jasad mereka. Perkataan dan perbuatan dalam kehidupan mereka tidak akan naik menuju Allâh Azza wa Jalla, karena perbuatan-perbuatan mereka itu buruk, sedangkan yang akan diangkat keharibaan Allâh hanyalah perkataan yang baik dan perbuatan yang shâlih, sebagaimana firman Allâh Subhanahu wa Ta’ala :
إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ
Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik, dan amal yang shalih dinaikkan-Nya. [Fâthir/35:10]”.[2]
Firman Allâh Azza wa Jalla :
وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّىٰ يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ
Dan mereka tidak (pula) masuk surga, hingga onta masuk ke lubang jarum.
Imam al-Baghawi rahimahullah berkata, “Maksudnya adalah mereka tidak akan masuk surga selamanya. Karena, jika (penetapan) sesuatu disyaratkan dengan perkara yang mustahil terjadi, maka itu menunjukkan adanya penekanan pada kemustahilannya. Seperti dikatakan (dalam bahasa Arab) ‘aku tidak melakukannya hingga burung gagak beruban, atau hingga aspal menjadi putih’, maksudnya, aku tidak melakukannya selamanya”.[3]
Firman Allâh Azza wa Jalla :
وَكَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ
Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan.
Syaikh Abdurrahmân as-Sa’di rahimahullah berkata, “Yaitu orang-orang yang banyak kejahatannya dan sikapnya yang melewati batas”.[4]
Firman Allâh Azza wa Jalla :
لَهُمْ مِنْ جَهَنَّمَ مِهَادٌ وَمِنْ فَوْقِهِمْ غَوَاشٍ
(Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka).
Imam al-Baghawi rahimahullah berkata, “Allâh menghendaki, neraka meliputi mereka dari seluruh sisi, sebagaimana firman Allâh Azza wa Jalla :
لَهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ ظُلَلٌ مِنَ النَّارِ وَمِنْ تَحْتِهِمْ ظُلَلٌ
Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka, dan di bawah merekapun lapisan-lapisan (dari api). [az-Zumar/39:16].[5]
Firman Allâh Azza wa Jalla :
وَكَذَٰلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ ﴿٤١﴾ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zhalim, dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang shâlih.
Syaikh Abdurrahmân as-Sa’di rahimahullah berkata, “Setelah Allâh menyebutkan hukuman bagi orang-orang yang bermaksiat lagi zhalim, Dia Azza wa Jalla menyebutkan pahala orang-orang yang taat. Allâh berfirman, “Dan orang-orang yang beriman dengan hati mereka dan mengerjakan amal-amal yang shâlih’, dengan anggota badan mereka, sehingga mereka menggabungkan antara iman dan amal, antara amal-amal lahir dan batin, antara melakukan kewajiban-kewajiban dan meninggalkan perkara-perkara yang diharamkan.”[6]
Firman Allâh Azza wa Jalla :
لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
(Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekedar kesanggupannya).
Syaikh Abdurrahmân as-Sa’di rahimahullah berkata, “Karena firman-Nya “mengerjakan amal-amal yang shâlih,” adalah lafazh umum yang mencakup seluruh amal-amal shâlih, baik yang wajib maupun yang mustahab, dan bisa jadi sebagiannya tidak mampu dilakukan oleh seorang hamba, (maka) Allâh Azza wa Jalla berfirman, “Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekedar kesanggupannya”, yaitu seukuran dengan kekuatannya, dan tidak berat terhadapnya. Dalam kondisi seperti ini, kewajibannya adalah bertakwa kepada Allâh sesuai dengan kemampuannya, jika tidak mampu melakukan sebagian kewajiban, yang orang lain mampu melakukannya, maka kewajiban itu gugur darinya, sebagaimana firman Allâh Azza wa Jalla.
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
Allâh tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. [al-Baqarah/2:286].
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا
Allâh tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allâh berikan kepadanya. [ath-Thalâq/65:7].
وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ
Dia sekali-kali Dia (Allâh) tidak menjadikan suatu kesempitan untuk kamu dalam agama. [al-Hajj/22:78]
فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ
Maka bertakwalah kamu kepada Allâh menurut kesanggupanmu. [at-Taghâbun/64:16].
Maka tidak ada kewajiban jika tidak mampu, dan tidak ada yang haram ketika dalam keadaan darurat.”[7]
Firman Allâh Azza wa Jalla :
أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Mereka itulah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.
Yaitu mereka tidak akan berpindah darinya dan mereka tidak akan mencari ganti terhadap surga, karena di dalamnya mereka melihat bermacam-macam kelezatan dan perkara-perkara yang disukai yang berada pada puncaknya, dan tidaklah dicari yang lebih tinggi darinya.[8]
FAIDAH AYAT
Sangat banyak faidah, pelajaran dan petunjuk dari ayat-ayat ini, antara lain:
1. Mendustakan ayat Allâh Azza wa Jalla dan bersikap arogan terhadapnya merupakan kufur akbar (kekafiran besar).
2. Penjelasan balasan orang-orang kafir, yaitu orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allâh Azza wa Jalla dan bersikap sombong terhadapnya, balasannya adalah tidak akan masuk surga selamanya.
3. Pintu-pintu langit tidak akan dibukakan untuk untuk ruh-ruh orang-orang kafir ketika mereka mati.
4. Perkataan dan perbuatan orang-orang kafir tidak diterima oleh Allâh, karena di antara syarat diterima amal adalah iman.
5. Kewajiban agama yang tidak mampu dilakukan oleh seorang hamba, maka kewajiban itu gugur darinya.
6. Iman dan amal shalih akan menghantarkan kemuliaan di dunia dan akhirat dan sebab masuk surga.
PERINGATAN
Sebagian orang beranggapan bahwa ayat ke-40 dari surat al-A’râf ini sebagai dalil bahwa “orang-orang Mukmin yang masuk neraka tidak akan keluar selama-lamanya”, maka ini merupakan kesesatan dan kebodohan yang nyata. Karena awal ayat ini jelas menunjukkan bahwa ini balasan untuk orang-orang kafir.
إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّىٰ يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ
Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allâh dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga onta masuk ke lubang jarum.
Karena perbuatan mendustakan ayat-ayat Allâh dan menyombongkan diri terhadapnya adalah kufur akbar (kekafiran yang besar). Sehingga orang-orang kafir akan masuk neraka, dan tidak akan keluar selama-lamanya. Dan ayat ini tidak menunjukkan bahwa semua orang-orang yang masuk neraka tidak akan keluar selama-lamanya.
Demikian juga anggapan bahwa “orang-orang yang masuk neraka tidak akan keluar selama-lamanya” secara umum, adalah pendapat firqah (golongan sesat) Khawarij dan Mu’tazilah. Sedangkan Ahlus-Sunnah berkeyakinan bahwa orang-orang yang akan memasuki neraka ada dua golongan, yaitu: (1) orang-orang kafir, mereka kekal di dalam neraka, (2) orang-orang mukmin yang berbuat dosa besar, mereka akan keluar dari neraka dan akan masuk surga.
Hadits-hadits yang memberitakan bahwa sebagian orang-orang mukmin akan masuk neraka dengan sebab dosa-dosa mereka, kemudian akan keluar dan masuk surga sangat banyak sekali. Dan hal itu tidak bertentangan dengan ayat-ayat al-Qur`ân.
Di antara hadits-hadits tersebut adalah sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
أَمَّا أَهْلُ النَّارِ الَّذِينَ هُمْ أَهْلُهَا فَإِنَّهُمْ لَا يَمُوتُونَ فِيهَا وَلَا يَحْيَوْنَ وَلَكِنْ نَاسٌ أَصَابَتْهُمُ النَّارُ بِذُنُوبِهِمْ أَوْ قَالَ بِخَطَايَاهُمْ فَأَمَاتَهُمْ إِمَاتَةً حَتَّى إِذَا كَانُوا فَحْمًا أُذِنَ بِالشَّفَاعَةِ فَجِيءَ بِهِمْ ضَبَائِرَ ضَبَائِرَ فَبُثُّوا عَلَى أَنْهَارِ الْجَنَّةِ ثُمَّ قِيلَ يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ أَفِيضُوا عَلَيْهِمْ فَيَنْبُتُونَ نَبَاتَ الْحِبَّةِ تَكُونُ فِي حَمِيلِ السَّيْلِ
Adapun penduduk neraka yang mereka merupakan penduduknya, maka sesungguhnya mereka tidak akan mati di dalam neraka dan tidak akan hidup. Tetapi orang-orang yang dibakar oleh neraka dengan sebab dosa-dosa mereka, maka Dia (Allâh) akan mematikan mereka. Sehingga apabila mereka telah menjadi arang, diidzinkan mendapatkan syafa’at. Maka mereka didatangkan dalam keadaan kelompok-kelompok yang berserakan. Lalu mereka ditebarkan di sungai-sungai surga, kemudian dikatakan: “Wahai penduduk surga tuangkan (air) kepada mereka!” Maka mereka pun tumbuh sebagaimana tumbuhnya bijian yang ada pada sisa-sisa banjir. [HR Muslim no. 185].
Semoga Allâh selalu membimbing kita di atas jalan yang lurus, amîn, al-Hamdulillâhi Rabbil-‘alamîn.
Saya mau tanya??
Kalo orng selain beragama islam itu ketika dia meninggal apakah dia bisa masuk surga pak dia d semasa hidup nya baik tpi kan dia tidak menyembah allah itu gmna pakk??
Dari : M. Diki
Jawaban :
Oleh: Ust Nanang Ws
Walaikumsalam..
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّىٰ يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ ۚ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ ﴿٤٠﴾ لَهُمْ مِنْ جَهَنَّمَ مِهَادٌ وَمِنْ فَوْقِهِمْ غَوَاشٍ ۚ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ ﴿٤١﴾ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga onta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan. Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zhalim. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang shalih, Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekedar kesanggupannya, mereka itulah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya. [al-A’râf/7:40-42].
Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla telah menciptakan jin dan manusia hanya untuk beriman dan beribadah kepada-Nya. Namun di antara mereka ada yang beriman dan ada juga yang kafir. Orang-orang beriman akan mendapatkan kebahagiaan, sedangkan orang-orang kafir akan mendapat kecelakaan.
Di antara kecelakaan terbesar bagi orang-orang kafir adalah mereka tidak akan masuk surga, hingga ada onta masuk ke lubang jarum, dan ini mustahil. Sebagaimana Allâh Azza wa Jalla telah memberitakan hakikat ini di dalam ayat-ayat ini.
PENJELASAN AYAT
Firman Allâh Azza wa Jalla :
إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا
Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya
Imam Ibnu Jarir ath-Thabari rahimahullah berkata, “Allâh Yang Maha Tinggi sebutan-Nya berfirman, ‘Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan’ hujjah-hujjah dan dalil-dalil Kami, tidak membenarkannya, dan tidak mengikuti rasul-rasul Kami, ‘dan menyombongkan diri terhadapnya,’ takabbur dari membenarkannya, enggan mengikuti dan tunduk kepadanya karena sombong.”[1]
Firman Allâh Azza wa Jalla :
لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ
Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit.
Imam Ibnu Jarir ath-Thabari rahimahullah berkata, “Pintu-pintu langit tidak akan dibukakan bagi mereka untuk ruh-ruh mereka yang keluar dari jasad mereka. Perkataan dan perbuatan dalam kehidupan mereka tidak akan naik menuju Allâh Azza wa Jalla, karena perbuatan-perbuatan mereka itu buruk, sedangkan yang akan diangkat keharibaan Allâh hanyalah perkataan yang baik dan perbuatan yang shâlih, sebagaimana firman Allâh Subhanahu wa Ta’ala :
إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ
Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik, dan amal yang shalih dinaikkan-Nya. [Fâthir/35:10]”.[2]
Firman Allâh Azza wa Jalla :
وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّىٰ يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ
Dan mereka tidak (pula) masuk surga, hingga onta masuk ke lubang jarum.
Imam al-Baghawi rahimahullah berkata, “Maksudnya adalah mereka tidak akan masuk surga selamanya. Karena, jika (penetapan) sesuatu disyaratkan dengan perkara yang mustahil terjadi, maka itu menunjukkan adanya penekanan pada kemustahilannya. Seperti dikatakan (dalam bahasa Arab) ‘aku tidak melakukannya hingga burung gagak beruban, atau hingga aspal menjadi putih’, maksudnya, aku tidak melakukannya selamanya”.[3]
Firman Allâh Azza wa Jalla :
وَكَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ
Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan.
Syaikh Abdurrahmân as-Sa’di rahimahullah berkata, “Yaitu orang-orang yang banyak kejahatannya dan sikapnya yang melewati batas”.[4]
Firman Allâh Azza wa Jalla :
لَهُمْ مِنْ جَهَنَّمَ مِهَادٌ وَمِنْ فَوْقِهِمْ غَوَاشٍ
(Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka).
Imam al-Baghawi rahimahullah berkata, “Allâh menghendaki, neraka meliputi mereka dari seluruh sisi, sebagaimana firman Allâh Azza wa Jalla :
لَهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ ظُلَلٌ مِنَ النَّارِ وَمِنْ تَحْتِهِمْ ظُلَلٌ
Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka, dan di bawah merekapun lapisan-lapisan (dari api). [az-Zumar/39:16].[5]
Firman Allâh Azza wa Jalla :
وَكَذَٰلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ ﴿٤١﴾ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zhalim, dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang shâlih.
Syaikh Abdurrahmân as-Sa’di rahimahullah berkata, “Setelah Allâh menyebutkan hukuman bagi orang-orang yang bermaksiat lagi zhalim, Dia Azza wa Jalla menyebutkan pahala orang-orang yang taat. Allâh berfirman, “Dan orang-orang yang beriman dengan hati mereka dan mengerjakan amal-amal yang shâlih’, dengan anggota badan mereka, sehingga mereka menggabungkan antara iman dan amal, antara amal-amal lahir dan batin, antara melakukan kewajiban-kewajiban dan meninggalkan perkara-perkara yang diharamkan.”[6]
Firman Allâh Azza wa Jalla :
لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
(Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekedar kesanggupannya).
Syaikh Abdurrahmân as-Sa’di rahimahullah berkata, “Karena firman-Nya “mengerjakan amal-amal yang shâlih,” adalah lafazh umum yang mencakup seluruh amal-amal shâlih, baik yang wajib maupun yang mustahab, dan bisa jadi sebagiannya tidak mampu dilakukan oleh seorang hamba, (maka) Allâh Azza wa Jalla berfirman, “Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekedar kesanggupannya”, yaitu seukuran dengan kekuatannya, dan tidak berat terhadapnya. Dalam kondisi seperti ini, kewajibannya adalah bertakwa kepada Allâh sesuai dengan kemampuannya, jika tidak mampu melakukan sebagian kewajiban, yang orang lain mampu melakukannya, maka kewajiban itu gugur darinya, sebagaimana firman Allâh Azza wa Jalla.
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
Allâh tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. [al-Baqarah/2:286].
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا
Allâh tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allâh berikan kepadanya. [ath-Thalâq/65:7].
وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ
Dia sekali-kali Dia (Allâh) tidak menjadikan suatu kesempitan untuk kamu dalam agama. [al-Hajj/22:78]
فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ
Maka bertakwalah kamu kepada Allâh menurut kesanggupanmu. [at-Taghâbun/64:16].
Maka tidak ada kewajiban jika tidak mampu, dan tidak ada yang haram ketika dalam keadaan darurat.”[7]
Firman Allâh Azza wa Jalla :
أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Mereka itulah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.
Yaitu mereka tidak akan berpindah darinya dan mereka tidak akan mencari ganti terhadap surga, karena di dalamnya mereka melihat bermacam-macam kelezatan dan perkara-perkara yang disukai yang berada pada puncaknya, dan tidaklah dicari yang lebih tinggi darinya.[8]
FAIDAH AYAT
Sangat banyak faidah, pelajaran dan petunjuk dari ayat-ayat ini, antara lain:
1. Mendustakan ayat Allâh Azza wa Jalla dan bersikap arogan terhadapnya merupakan kufur akbar (kekafiran besar).
2. Penjelasan balasan orang-orang kafir, yaitu orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allâh Azza wa Jalla dan bersikap sombong terhadapnya, balasannya adalah tidak akan masuk surga selamanya.
3. Pintu-pintu langit tidak akan dibukakan untuk untuk ruh-ruh orang-orang kafir ketika mereka mati.
4. Perkataan dan perbuatan orang-orang kafir tidak diterima oleh Allâh, karena di antara syarat diterima amal adalah iman.
5. Kewajiban agama yang tidak mampu dilakukan oleh seorang hamba, maka kewajiban itu gugur darinya.
6. Iman dan amal shalih akan menghantarkan kemuliaan di dunia dan akhirat dan sebab masuk surga.
PERINGATAN
Sebagian orang beranggapan bahwa ayat ke-40 dari surat al-A’râf ini sebagai dalil bahwa “orang-orang Mukmin yang masuk neraka tidak akan keluar selama-lamanya”, maka ini merupakan kesesatan dan kebodohan yang nyata. Karena awal ayat ini jelas menunjukkan bahwa ini balasan untuk orang-orang kafir.
إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّىٰ يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ
Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allâh dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga onta masuk ke lubang jarum.
Karena perbuatan mendustakan ayat-ayat Allâh dan menyombongkan diri terhadapnya adalah kufur akbar (kekafiran yang besar). Sehingga orang-orang kafir akan masuk neraka, dan tidak akan keluar selama-lamanya. Dan ayat ini tidak menunjukkan bahwa semua orang-orang yang masuk neraka tidak akan keluar selama-lamanya.
Demikian juga anggapan bahwa “orang-orang yang masuk neraka tidak akan keluar selama-lamanya” secara umum, adalah pendapat firqah (golongan sesat) Khawarij dan Mu’tazilah. Sedangkan Ahlus-Sunnah berkeyakinan bahwa orang-orang yang akan memasuki neraka ada dua golongan, yaitu: (1) orang-orang kafir, mereka kekal di dalam neraka, (2) orang-orang mukmin yang berbuat dosa besar, mereka akan keluar dari neraka dan akan masuk surga.
Hadits-hadits yang memberitakan bahwa sebagian orang-orang mukmin akan masuk neraka dengan sebab dosa-dosa mereka, kemudian akan keluar dan masuk surga sangat banyak sekali. Dan hal itu tidak bertentangan dengan ayat-ayat al-Qur`ân.
Di antara hadits-hadits tersebut adalah sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
أَمَّا أَهْلُ النَّارِ الَّذِينَ هُمْ أَهْلُهَا فَإِنَّهُمْ لَا يَمُوتُونَ فِيهَا وَلَا يَحْيَوْنَ وَلَكِنْ نَاسٌ أَصَابَتْهُمُ النَّارُ بِذُنُوبِهِمْ أَوْ قَالَ بِخَطَايَاهُمْ فَأَمَاتَهُمْ إِمَاتَةً حَتَّى إِذَا كَانُوا فَحْمًا أُذِنَ بِالشَّفَاعَةِ فَجِيءَ بِهِمْ ضَبَائِرَ ضَبَائِرَ فَبُثُّوا عَلَى أَنْهَارِ الْجَنَّةِ ثُمَّ قِيلَ يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ أَفِيضُوا عَلَيْهِمْ فَيَنْبُتُونَ نَبَاتَ الْحِبَّةِ تَكُونُ فِي حَمِيلِ السَّيْلِ
Adapun penduduk neraka yang mereka merupakan penduduknya, maka sesungguhnya mereka tidak akan mati di dalam neraka dan tidak akan hidup. Tetapi orang-orang yang dibakar oleh neraka dengan sebab dosa-dosa mereka, maka Dia (Allâh) akan mematikan mereka. Sehingga apabila mereka telah menjadi arang, diidzinkan mendapatkan syafa’at. Maka mereka didatangkan dalam keadaan kelompok-kelompok yang berserakan. Lalu mereka ditebarkan di sungai-sungai surga, kemudian dikatakan: “Wahai penduduk surga tuangkan (air) kepada mereka!” Maka mereka pun tumbuh sebagaimana tumbuhnya bijian yang ada pada sisa-sisa banjir. [HR Muslim no. 185].
Semoga Allâh selalu membimbing kita di atas jalan yang lurus, amîn, al-Hamdulillâhi Rabbil-‘alamîn.
Comments
Post a Comment