وَمَا تَنْقِمُ مِنَّا إِلَّا أَنْ آمَنَّا بِآيَاتِ رَبِّنَا لَمَّا جَاءَتْنَا ۚ *رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ*
_Dan engkau tidak melakukan balas dendam kepada kami, melainkan karena kami beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami.” (Mereka berdoa), *“Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan matikanlah kami dalam keadaan muslim (berserah diri kepada-Mu).”*_
Betapapun tingginya tingkat kemusyrikan seseorang, jika Allāh ﷻ menghendaki kematian yang _husnul khatimah_, maka tidak ada siapapun yang dapat menghalanginya
Husnul khatimah adalah akhir kehidupan manusia dalam kondisi yang terbaik, mudah mengucapkan kalimat thayyibah, dan sedang berprasangka baik kepada Allāh ﷻ
Kondisi akhir terbaik ada pada puncak tawakkal-nya dengan meniadakan _ilah_ dalam wujud apapun
Keimanan tegak di atas keilmiahan sehingga lahir ketenangan, pada saat itu muncul keberanian dan motivasi untuk menatap hari setelah kematian
Dengan kehendak Allāh, di pagi hari mereka musyrik, namun di petang hari wafat sebagai syuhadā, meski merasakan hukuman salib pertama, dan hukuman pemotongan tangan dan kaki secara bersilangan
Para senior pakar sihir yang akhirnya beriman ini, dalam penghayatannya yang tidak membutuhkan waktu lama untuk mengenali kebenaran, telah mewariskan do'a yang pantas kita dawamkan selaku manusia yang mengaku telah lama beriman, agar melibatkan Allāh untuk memberikan akhir yang baik, kesuksesan sejati, bagi kita:
*_Rabbanā afrigh 'alainā shabran, wa tawaffanā muslimīn._*
Jakarta, 19 Shafar 1439 H
Wido Supraha
Tags
Pendidikan