Menjadikan Kekurangan Suami sebagai Anugerah


SEBAGAI seorang istri diri ini sering mengeluh, kenapa sih punya suami makin hari tambah gendut, kurang rajin, engga mau olah raga. Ibadahnya tidak seperti yang diharapkan. Padahal kan harusnya suami itu jadi suri tauladan yang baik bagi anak dan istrinya.

Ketidak sempurnaan yang hadir pada suami yang diri ini lihat terus menerus sepanjang hari pada akhirnya akan mengingatkan pada suri tauladan sejati Rasulullah SAW. Bagaimana berbagai riwayat yang menceritakan keseharian rumah tangga Rasulullah SAW, cara beliau memperlakukan istrinya dan sebagainya. Akhirnya kekurangan suami kita juga akan menjadi pemicu besar akan kerinduan pada Rasulullah yang santun dan berahlak mulia. Menjadi dorongan juga agar kelak bisa duduk bersebelahan dengan beliau.

Di samping itu, semakin melihat kekurangan suami akhirnya sadar bahwa sejatinya yang harusnya dicinta dirindu dijadikan tempat mengadu memohon bersandar berharap adalah bukan manusia bahkan bukan suami yang katanya belahan jiwa tapi hanya Ia Allah yang Maha Rahman.

Kekurangan pasangan kita menjadi anugrah, yang pada akhirnya menumbuhkan sayang kita pada pasangan. Dengan ucapan lain

“Karena kekurangan dirimu Sayang, aku hanya berharap pada-Nya. Sebab apa adanya dirimu Kanda, aku jadi sibuk mengidolakan Rasulullah SAW. Terimakasih untuk pelajarannya.”

Dan saat hikmah itu datang. Rasa syukur yang dalam akan terasa, kemudian menular pada suami. Jika sudah syukur, sayang menyayangi tinggal mengikuti.

Ketika suami sadar bahwa ia bukan lagi jadi idola, ia pun akan segera sibuk memperbaiki dirinya, mencontoh Rasulullah SAW Agar bisa kembali jadi idola istrinya, akhirnya perbaikan muncul di mana-mana, lama-lama anak-anak juga ikut di perbaiki.

Selanjutnya sakinah, mawaddah wa rahmah semoga segera mengikuti. Aamiin.[]

Comments